BPS Kotim Catat Kota Sampit Alami Inflasi 0,93 Persen Periode Maret 2025

|
<p>Infografis yang menunjukkan terjadi inflasi year-on-year pada Maret 2025.</p>

Infografis yang menunjukkan terjadi inflasi year-on-year pada Maret 2025.


TINTABORNEO.COM, Sampit – Badan Pusat Statistik (BPS) Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat pada Maret 2025 terjadi inflasi year-on-year (y-on-y) di Kota sebesar 0,93 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,26.

“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran,” kata Kepala BPS Kotim, Eddy Surahman, Kamis (10/4/2025). 

Eddy menyebutkan beberapa kelompok pengeluaran yang andil dalam inflasi y-on-y pada Maret 2025 diantarnya kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,74 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,84 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,57 persen.

Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 1,54 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,98 persen, kelompok pendidikan sebesar 5,37 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,32 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,09 persen.

“Kenaikan harga yang cukup signifikan terjadi pada kelompok makanan dan minuman serta pendidikan dan perawatan pribadi dan jasa lainnya,” ujarnya. 

Sementara, lanjutnya, untuk kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 4,72 persen, kelompok transportasi sebesar 0,78 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.

“Kami akan terus memantau perkembangan harga barang dan jasa di wilayah Sampit untuk mengantisipasi potensi inflasi di masa mendatang,” ucapnya. 

Selain itu, Eddy juga menyampaikan ada 5 komoditas yang andil dalam dalam y-on-y pada Maret 2025, yakni komoditas emas perhiasan sebesar 0,34 persen, komoditas minyak goreng sebesar 0,27 persen, sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 0.22 persen, komoditas kopi bubuk sebesar 0,20 persen, dan komoditas cabai rawit sebesar 0,20 persen. 

Di sisi lain, 5 komoditas yang andil deflasi atau mengalami penurunan adalah tarif listrik -0,60 persen, beras -0,15 persen, telur ayam ras -0,15 persen, angkutan udara -0,14 persen, dan tomat -0,13 persen. 

“Kami juga berharap pemerintah daerah dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga,” tutupnya. (ri)