Akses Air Bersih Masih Jadi PR, Pemkab Kotim Genjot Perluasan Jaringan PDAM

Bupati Kotim Halikinnor didampingi Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Kotim Rafiq Riswandi saat melakukan sidak di loket dinas tersebut yang ada di MPP Habaring Hurung.
TINTABORNEO.COM, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperluas jaringan instalasi air bersih guna menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama di wilayah yang selama ini kesulitan mendapatkan akses air bersih layak.
Bupati Kotim Halikinnor, menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur air bersih bukan hanya soal pelayanan dasar, tapi juga bagian dari upaya strategis meningkatkan kualitas hidup warga, khususnya dalam pencegahan stunting.
“Air bersih ini kebutuhan pokok. Kita ingin semua masyarakat bisa menikmatinya, termasuk di desa-desa yang sebelumnya belum terjangkau,” ujar Halikinnor.
Salah satu wilayah yang saat ini menjadi fokus perhatian adalah kawasan selatan Kotim. Jaringan PDAM Tirta Mentaya kini telah mencapai Desa Parebok, Kecamatan Teluk Sampit. Pemerintah daerah menargetkan perluasan hingga Desa Ujung Pandaran.
Sementara itu, Kecamatan Pulau Hanaut yang berada di seberang sungai juga masuk dalam rencana pengembangan. Warga di sana kerap menghadapi kesulitan air bersih saat kemarau, lantaran sumur mengering dan air sungai menjadi payau akibat intrusi air laut.
“Di musim kemarau, mereka kesulitan air. Maka perlu dibangun instalasi di sana juga,” kata Halikinnor.
Halikinnor menegaskan bahwa pemerataan akses air bersih akan terus dikejar, baik di wilayah selatan, pinggiran kota, hingga kawasan utara Kotim.
“Kita ingin tidak ada lagi warga yang kesulitan air bersih, apalagi saat musim kemarau,” tegasnya.
Upaya pemerintah tidak hanya berupa pembangunan baru, tetapi juga perbaikan infrastruktur yang sudah ada. Di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, misalnya, terdapat 220 sambungan rumah (SR) yang dilaporkan tidak lagi berfungsi.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Kotim, Rafiq Riswandi, menyebutkan bahwa tahun ini pihaknya hanya mampu memperbaiki 50 SR dan menambah 9 SR baru, sesuai dengan ketersediaan anggaran.
“Masih ada 170 sambungan yang harus diperbaiki. Per unitnya butuh dana sekitar Rp5 juta, jadi totalnya Rp850 juta. Mudah-mudahan bisa terakomodasi di APBD Perubahan 2025 atau APBD 2026,” jelas Rafiq.
Meski tantangannya tidak sedikit, progres pembangunan tetap berjalan. Pada September 2024 lalu, Bupati meresmikan 310 sambungan baru di Desa Parebok dan Sei Ijum Raya. Disusul 59 sambungan rumah baru di Desa Sei Ijum pada awal 2025. (dk)