Selama Ramadan, Sekolah di Kotim Diminta Gelar Kegiatan Keagamaan dan Karakter

|
<p>Siswa-siswi bersama guru pendamping usai mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah mereka. </p>

Siswa-siswi bersama guru pendamping usai mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah mereka. 


TINTABORNEO.COM, Sampit – Selama Ramadan 1446 Hijriah yang berlangsung mulai Maret 2025, kegiatan belajar mengajar di sekolah, madrasah, dan satuan pendidikan keagamaan tetap berjalan hingga 20 Maret. Namun, pembelajaran dikombinasikan dengan aktivitas keagamaan yang membangun karakter.

Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur (Kotim), Muhammad Irfansyah, menyampaikan bahwa peserta didik sudah aktif di sekolah mulai Kamis (6/3/2025), selama Ramadan pihak sekolah diminta tidak hanya fokus pada materi akademik, tetapi juga memberikan ruang bagi siswa untuk meningkatkan iman dan takwa.

“Untuk siswa Muslim, sekolah dianjurkan mengadakan tadarus Al-Quran, pesantren kilat, kajian keislaman, hingga kegiatan sosial. Sementara siswa non-Muslim tetap difasilitasi dengan kegiatan keagamaan sesuai keyakinan masing-masing,” ujar Irfansyah.

Ia menambahkan, seluruh kegiatan ini merujuk pada Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, serta Menteri Dalam Negeri, yang mengatur teknis pembelajaran selama Ramadan dan masa libur Idulfitri.

Selain itu, pihak sekolah dan orang tua diimbau berperan aktif dalam mendampingi siswa, baik dalam kegiatan belajar maupun ibadah, agar Ramadan menjadi momentum peningkatan akhlak mulia dan kebersamaan.

Kegiatan pembelajaran selama Ramadan ini dirancang agar lebih fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan siswa dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan suasana belajar yang lebih religius dan santai, diharapkan peserta didik tetap semangat mengikuti proses belajar mengajar, sekaligus bisa memperdalam pemahaman agama serta meningkatkan kepedulian sosial melalui berbagai aktivitas positif.

Tak hanya itu, keterlibatan orang tua juga menjadi kunci suksesnya pelaksanaan kegiatan selama Ramadan. Irfansyah menegaskan pentingnya peran keluarga dalam mendampingi anak-anak saat belajar di rumah maupun mengikuti kegiatan keagamaan. Dengan sinergi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, bulan Ramadan diharapkan menjadi momentum pembentukan karakter dan akhlak mulia bagi generasi muda. (dk)