Target Guru Penggerak di Kotim Masih Rendah, Disdik Dorong Peningkatan Kompetensi
TINTABORNEO, Sampit – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat bahwa baru sekitar 5,84 persen atau 200 dari 3.426 guru setempat yang telah menjadi guru penggerak. Disdik Kotim terus mendorong tenaga kependidikan untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak jika ada kesempatan.
“Jumlah guru penggerak kita saat ini ada 163 orang, ditambah 33 guru yang telah mengikuti lokakarya 7 dan akan menerima sertifikat kelulusan awal bulan ini, jadi sekitar 200 guru penggerak,” ujar Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Kotim Edie SuciptoSucipto, Selasa (5/11).
Edie menjelaskan bahwa program Pendidikan Guru Penggerak bukan hanya untuk peningkatan kompetensi, tetapi juga menjadi syarat untuk mengajukan kenaikan pangkat menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Permendikbud Ristek) Nomor 40 Tahun 2021 dan Permendikbud Ristek Nomor 26 Tahun 2022.
“Kami menginginkan semua guru di Kotim ini menjadi guru penggerak. Karena kalau mengacu pada regulasi tersebut, maka para kepala sekolah maupun pengawas yang akan pensiun hanya bisa digantikan oleh guru yang memiliki sertifikat guru penggerak disamping sertifikat pendidik,” ungkapnya.
Saat ini, ada 91 guru Kotim yang mengikuti seleksi calon guru penggerak angkatan 12. Kotim menjadi kabupaten penyumbang peserta pendaftaran calon guru penggerak angkatan 12 terbanyak di Kalteng, dari total peserta 222 orang. Edie menyebutkan bahwa 91 guru ini lolos pada seleksi tahap satu dan diharapkan kembali lolos di seleksi berikutnya sehingga bisa mengikuti Pendidikan Guru Penggerak sampai dinyatakan lulus dan mendapat sertifikat.
“Walaupun kita menginginkan lebih banyak guru Kotim yang mendaftar, namun ini adalah program pusat dan kuotanya ditentukan oleh pusat. Kita hanya bisa berharap 91 guru yang telah melalui seleksi tahap satu bisa lolos sampai akhir,” pungkasnya. (dk)