Wujudkan Pendidikan yang Adil dan Berkualitas, Disdik Kotim Berkomitmen Tingkatkan Sekolah Berbasis Inklusif
TINTABORNEO, Sampit – Dalam upaya mewujudkan pendidikan yang adil dan berkualitas bagi semua siswa, Dinas Pendidikan (Disdik) Kotawaringin Timur (Kotim) berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan inklusif di sekolah-sekolah.
Sekolah inklusif adalah model pendidikan yang mengakomodasi keberagaman peserta didik, memberikan kesempatan yang sama, dan memfasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
“Setiap sekolah harus memastikan bahwa peserta didik penyandang disabilitas memiliki kesempatan belajar yang sama dengan fasilitas yang memadai serta suasana belajar yang kondusif,” kata Kepala Disdik Kotim, Selasa (22/10).
Irfansyah mengatakan kehadiran sekolah inklusif ini akan membawa perubahan paradigma yang signifikan dalam dunia pendidikan. Tidak lagi memisahkan peserta didik berkebutuhan khusus ke dalam sekolah khusus, sekolah inklusi justru menyatukan mereka dengan peserta didik lainnya dalam satu lingkungan belajar yang sama.
“Hal ini tidak hanya memberikan akses yang setara, tetapi juga mendorong interaksi dan pemahaman yang lebih baik di antara seluruh peserta didik. Melalui pendekatan ini, sekolah inklusi berperan penting dalam menghapus stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas,” jelasnya.
Lanjutnya, tugas kepala sekolah sebagai pemimpin di satuan pendidikan adalah memastikan seluruh peserta didik, termasuk penyandang disabilitas, mendapatkan akomodasi layak. Hal ini mencakup penyesuaian kurikulum, sarana prasarana, dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang berkebutuhan khusus.
Selain itu, guru-guru di sekolah inklusif juga dituntut untuk memiliki kompetensi khusus dalam mengelola kelas yang beragam, serta mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan individual peserta didik.
“Dukungan dari orang tua, masyarakat, dan pemerintah juga menjadi faktor penting dalam mewujudkan keberhasilan sekolah inklusif ini,” ujarnya.
Sekolah juga diharapkan mampu beradaptasi dalam kurikulum yang lebih fleksibel, metode pembelajaran yang inovatif, dan sistem penilaian yang sesuai untuk peserta didik penyandang disabilitas. (ri)