Tepian Mentaya Festival Menjadi Wadah Seniman, Budayawan serta Pelaku UMKM

|
<p>Asisten I Setda Kotim, Rihel (batik merah) saat membuka acara Tepian Mentaya Festival, di Ikon Jelawat Sampit, pada Sabtu (5/10). </p>

Asisten I Setda Kotim, Rihel (batik merah) saat membuka acara Tepian Mentaya Festival, di Ikon Jelawat Sampit, pada Sabtu (5/10). 


TINTABORNEO, Sampit – Acara dengan kolaborasi Pemerintah Daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotawaringin Timur (Kotim) dan Galena Enterprise menggelar Festival yang dinamakan Tepian Mentaya Festival. 

Festival tersebut secara resmi dibuka langsung oleh Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Kotim, Rihel bertempat di Ikon Jelawat Sampit. Kegiatan ini berlangsung selama delapan hari, yakni 5-12 Oktober 2024.

Rihel menyampaikan Kabupaten Kotim adalah salah satu daerah yang memiliki banyak potensi unggulan dalam hal kesenian tradisional dan kuliner daerah yang beragam. Namun, adanya pola pergeseran kehidupan masyarakat dari agraris menuju masyarakat industri sedikit banyak mempengaruhi perkembangan kesenian serta kuliner lokal.

“Oleh karena itu, melalui kegiatan pentas seni budaya nusantara dan kuliner ini, kami ingin berpartisipasi aktif dalam pengelolaan, pelestarian, dan promosi seni budaya serta kuliner daerah,” katanya, Sabtu (5/10). 

Lanjutnya, Festival ini juga merupakan salah satu wujud pemda dalam ikut serta melestarikan, membina, sekaligus mengembangkan kekayaan budaya dan kuliner nusantara. 

“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi seniman, budayawan, serta pelaku UMKM untuk berkreasi, berinovasi, dan memperkenalkan potensi lokal kita ke tingkat yang lebih luas,” harapnya. 

Melalui festival ini, para pelaku UMKM diminta untuk dapat menampilkan produk-produk unggulan. Dan diharapkan juga dengan adanya dukungan dari pemda ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta daya saing ekonomi Kotim.

“Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan kekayaan seni dan budaya yang kita miliki, karena di dalamnya terkandung identitas dan jati diri kita sebagai masyarakat yang berbudaya,” pungkasnya. (ri)