Pedagang Terowongan Nur Mentaya Perlu Penataan dan Pembinaan

|
<p>Suasana di Terowongan Nur Mentaya Aampit pada malam hari habis turun hujan</p>

Suasana di Terowongan Nur Mentaya Aampit pada malam hari habis turun hujan


TINTABORNEO, Sampit – Terowongan Nur Mentaya, yang dahulu dikenal sebagai tempat yang indah dan nyaman untuk dikunjungi, kini berubah menjadi tempat yang ramai dengan musik nyaring dan aktivitas minum-minuman di pinggir jalan. Hal ini menjadi kekhawatiran bagi Lurah Baamang Hulu, Rudi Setiawan.

Rudi melihat perubahan ini berpotensi membawa dampak negatif bagi masyarakat dan citra Terowongan Nur Mentaya yang menjadi Ikon Kota Sampit.

“Dulu terowongan Nur mentaya menjadi kebanggaan kita bersama. Dimana semua orang yang lewat pasti singgah disitu. Namun sekarang  terowongan berubah menjadi “indah dilihat” (seolah-olah indah) tetapi “indah melihat” (kenyataannya tidak indah),” ucap Rudi saat rapat pembahasan terkait dengan Terowongan Nur Mentaya di aula Kecamatan Baamang.

Rudi khawatir bahwa perubahan ini akan membawa dampak negatif bagi masyarakat maupun pengunjung Terowongan Nur Mentaya seperti Keamanan dan kenyamanan, musik keras dan aktivitas minum-minuman di pinggir jalan dapat mengganggu kenyamanan masyarakat dan berpotensi memicu keributan atau bahkan tindak kriminal.

“Aktivitas yang tidak terkendali di Terowongan Nur Mentaya dapat merusak citra Kotim sebagai kota yang ramah dan aman dan Aktivitas minum-minuman dan karaoke di pinggir jalan dapat membawa pengaruh negatif bagi masyarakat, terutama bagi anak-anak dan remaja,” bebernya.

Rudi Setiawan menyarankan beberapa solusi untuk mengatasi masalah ini, dengan melakukan sosialisasi di lokasi tersebut tentang pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan di tempat umum.

“Kalau hendak menyediakan tempat karaoke urus izinnya dengan mengikuti prosesnya bukan menyediakan sembarangan yang dapat mengganggu ketertiban umum dan juga untuk kedepannya kami akan mengadakan sosialisasi di tempat para pelaku UMKM di terowongan itu,” tutupnya. (li)