Hadiri Syukuran HPN ke-78, Bupati Kotim Berharap Pers Tetap Menjadi Pilar Demokrasi Keempat

Bupati Kotim, Halikinnor didampingi Wabup Kotim, Irawati, Sekda Kotim, Fajrurrahman, Ketua DPRD Kotim, Dra Rinie saat melakukan pemotongan tumpeng dalam merayakan HPN ke-78, di Kantor PWI Kotim, Senin (4/3).
TINTABORNEO, Sampit – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor hadiri syukuran dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-78 dan HUT Kotim ke-71, di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kotim.
Dalam acara tersebut, turut hadir Wakil Bupati Irawati, Sekretaris Daerah, Fajrurahman, Ketua DPRD Kotim, Rinie, serta seluruh pengurus dan anggota PWI Kotim, pihak perusahaan.
Halikinnor mengucapkan terima kasih kepada Media maupun Wartawan yang ada di Kabupaten Kotim atas kontribusinya yang sudah banyak membantu daerah dalam proses pembangunan yang sudah berjalan maupun yang akan berjalan.
“Saya baik secara kelembagaan maupun pribadi sangat merasakan dampak dari kehadiran pers sangat penting dan strategis. Maka dari itu saya berharap keberadaaan pers dan media di Kotim ini merupakan bagian dari pemerintah daerah untuk proaktif dalam mensinergisitaskan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah dengan prespektif pers,” kata Halikinnor, Senin (4/3).
Lanjutnya, berkaitan dengan tahun politik ini, dirinya mengajak kepada rekan-rekan pers tetap berpegang teguh pada idealisme, objektif, dan profesional dalam menjalankan tugas.
“Tentunya peran media yang sudah turut mensukseskan pelaksanaan Pemilu 2024 supaya berjalan jujur dan adil. Selanjutnya, kita akan menghadapi proses dan tahapan pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan akhir tahun ini,” ujarnya.
Pers harus tetap menjadi pilar demokrasi yang keempat dan menjadi referensi utama bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi yang akurat, terpercaya dan berimbang.
“Secara khusus, Pemerintah Daerah menitipkan pesan kepada insan pers di Kotim, agar pers tetap menjadi salah satu pilar penjaga demokrasi dan menjadi rumah bersama untuk menjernihkan informasi,” harapnya.
Dirinya berharap, pers harus menjadi sumber informasi utama masyarakat untuk meluruskan informasi yang berpotensi menimbulkan kegaduhan di daerah di tengah gempuran teknologi dan informasi berbasis digital saat ini.
“Media mainstream justru sangat dibutuhkan untuk menjadi rumah penjernih informasi guna menyajikan informasi yang terverifikasi dan menjalankan konsep-konsep jurnalisme,” pungkasnya. (ri)