Kasus stunting di Kotim Menurun 4,2 persen

|

TINTABORNEO, Sampit – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor menyebutkan dalam penanganan stunting dari 2022 sampai 2023 mengalami penurunan cukup signifikan yakni sebesar 4,2 persen.

Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) bahwa prevalensi stunting Kabupaten Kotim tahun 2022 sebesar 22,6 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2023 menjadi sebesar 18,4 persen.

“Tentu penurunan prevalensi stunting ini cukup melegakan kita, namun hal ini masih menjadi tugas berat kita mengingat Pemerintah Pusat menargetkan seluruh Kabupaten/Kota menurunkan prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 ini,” ujar Halikinnor, Jumat (23/2).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim, Umar Kaderi mengatakan dalam penanganan stunting ini pihaknya telah membagikan susu dan telur selama 3 bulan yakni dari Desember 2023 sampai Februari 2024.

“Kita sudah bagikan ribuan susu dan telur selama 3 bulan ini, dan itu kita bagikan setiap hari selama 3 bulan. Karena untuk penanganan stunting itu dalam mengkonsumsi susu dan telur harus setiap hari tidak boleh putus,” ujar Umar.

Lanjutnya, apabila masyarakat dalam mengkonsumsinya tidak secara teratur, maka tidak akan berdampak. Maka dari, dirinya menegaskan agar susu dan telur yang dikonsumsi masyarakat harus secara teratur.

“Minumnya harus setiap hari, jadi nantinya itu akan berdampak 3 bulan kedepan, dan nantinya terlihat akan ada penambahan berat badan dan tinggi badannya,” jelasnya.

Lanjutnya, untuk penanganan stunting berkelanjutan 2024 ini, pihak Dinkes Kotim telah menyiapkan anggaran khusus untuk stunting,  namum tidak signifikan.

“Untuk di desa juga sudah di siapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) dan itu sudah kita siapkan pada perencaan di 2023 kemarin, dan Insya Allah berkesinambungan lah,” pungkasnya. (ri)